Gara-Gara Agar-Agar
Raka adalah seorang pelajar yang sudah menduduki kelas 3 SMA. Ia telah
menyukai adik kelasnya sejak 3 bulan yang lalu yang bernama Cila, yaitu anak
penjual agar-agar di kantin sekolahnya. Namun Raka sering minder jika ingin
mendekati Cila, dikarenakan Raka susah menyebut huruf “R” ketika berbicara. Ya,
Raka cadel.
Disamping itu Raka juga sangat
menyukai agar-agar buatan ibunya Cila, sehingga tiap istirahat Raka selalu
berada di kantin ibunya Cila. Cila juga sudah sering melihat Raka duduk sambil
menikmati agar-agar buatan ibunya. Karena Cila juga membantu ibunya berjualan
ketika ia istirahat.
Siang ini Raka berniat untuk
memberanikan diri untuk mengutarakan perasaanya.
Raka: (Malu-malu) “Cila, aku mau bilang sesuatu!” Kalimat Raka terdengar
masih benar, karena tidak ada huruf “R” dikalimatnya.
Cila: (Memperhatikan Raka) “Iya Rak? Mau bilang apa?”
Raka: (Menarik nafas dalam) “Aku udah lama punya lasa sama kamu. Kamu
mau gak jadi pacal aku?” Mulai kacau kalimat Raka ketika mengutarakan perasaannya.
Cila: (Menahan tawa sambil berfikir sejenak) “Raka, aku mau jadi pacar
kamu. Tapi ada syaratnya. Besok kalau kamu beli agar-agar di kantin ibu aku,
kamu harus bisa nyebut AGAR-AGARRR. Bukan agal-agal yang aku sering denger.”
Cila tersenyum sambil melanjutkan menyusun agar-agar di kantin ibunya.
Raka langsung lemah lunglai
mendengar syarat dari Cila, sampai jadi kakek juga dia tidak akan bisa menyebut
agar-agar dengan benar.
Raka: (Menggumam sambil pergi dari kantin) “Semua emang gala-gala
agal-agal!!”
-Credit Title-